SELAMAT DATANG DIBLOG SAYUTI FAIZ

Assalamu'alaikumu Wr. Wb

HIDUP AKAN INDAH BILA DILUMURI DENGAN AKHLAKULKARIMAH

Jumat, 25 Januari 2019

MARMUZ DAN SURATNYA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

MARMUZ DAN SURATNYA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

Peserta PPG & Alumni Fakultas Tarbiyah
Pak Marmuz seorang guru Aqidah Akhlak alumni Fakultas Tarbiyah, selain menjadi seorang guru yang teladan dan baik hati, beliau juga seorang kepala keluarga taat, sholeh dan bertanggungjawab.

Pak Marmuz seperti biasa melakoni pekerjaannya sebagai guru yang disiplin, setiap harinya selalu ada saja, cerita dan tawa sehingga anak-anak didiknya menanti kehadirannya, tetap pukul 13.30 bel berbunyi pertanda jam belajar mengajar telah usai, pak Mahmuz mempersilahkan ketua kelas 3 MI untuk membaca doa pulang sekolah, anak-anak dengan penuh semangat sehingga pecahlah suasana kelas suara doa.

Tepat jam 14.30 sampailah pak Marmuz kerumahnya, dan ia memberi salam kepada Istri tercintanya, sambil menghela napas pak Marmuz bertanya kepada Istrinya makan apa kita sore ini, seperti biasalah wahai suamiku jawab istrinya sambil tersenyum, dan istrinya membisikkan kekuping pak Marmuz, bang beras kita habis besok kita mau makan apa...

bersambung

MARMUZ DAN DUA EKOR ANAK SINGA

MARMUZ DAN DUA EKOR ANAK SINGA

Peserta PPG & Alumni Fakultas Tarbiyah
Suatu ketika dalam satu keluarga hiduplah beberapa ekor singa diantaranya Induk dan dua ekornya, siabang dan siadek, mereka adalah keluarga yang sangat rukun dan damai. Ibu dua anak singa berpesan kepada anak-anaknya supaya jangan bergaul dengan makhluk yang berkaki dua bernama manusia. "anak singa bertanya pada ibunya, mengapa kita tidak boleh bergaul dengan manusia tanya anaknya kepada ibu, ibu singa menjawab sekalipun manusia berkaki dua, namun tidak sama dengan kita, sekalipun kita makhluk singa berkaki empat, nanti kelak setelah kalian dewasa akan mengetahuainya. Perjalanan waktu dewasalah anak-anak singa tersebut dan ibunya kembali kepangkuan ilahi, kedua anak singa bersepakat melakukan pengembaraan untuk mencari pengalaman-pengalaman hidup, maka berpisahlah kedua anak singa, siabang ke gunung siadek ke lereng, dalam perjalanan panjang sampailah siadek singa keperkampungan pemukiman warga, dari kejauhan terlihatlah sesosok makhluk berkaki dua dibalik pohon besar, dalam hati anak singa berkata oh mungkin itu yang pernah diceritakan ibuku dulu diwaktu kecil, ternyata sosok manusia itu adalah pak Marmudz Alumni Fakultas Tarbiyah yang tinggal dipinggiran kota Medan. Anak singa itu dengan kecepatan super langsung memegang leher pak Marmuz, pak Marmuz pucat, menggigil dengan penuh ketakutan, dalam suasana ketakutan itu, anak singa tersebut bertanya apakah anda makhluk manusia yang pernah dicerita ibuku, bahwa kalian berbeda dengan kami, pak Marmuz menghela napas oh kalau begitu lepaskan saya dulu, yang membedakan saya dengan anda (singa) terletak pada otaknya, anak singa bertanya mana otakmu wahai manusia, jawab pak Marmuz otak saya tinggal dirumah, jika anda mengizinkan saya, saya akan mengambil otak saya dirumah, anak singa mempersilah pak Marmuz, ketika pak Marmuz mau menuju pulang pak Marmudz kembali lagi ke anak singa dan berkata, jika saya kerumah apakah anda (siang) masih tetap disini, singa berkata ya saya tetap disini, pak melangkahkan kaki, lalu kembali lagi ke anak singa tadi dan berkata, gimana caranya supaya anda (singa) tetap disini, kalau begitu ikat saja saya dipohon, lalu singa tersebut diikat, lanjut ceritanya pak Marmuz membawa sebatang kayu besar lalu dipukulkannya ke anak singa itu, dengan sekita rubuhlah singat itu dan mati...

Kabar kematian adik singa sampai terdengar ke abangnya membuat abang singa emosinya memuncak...ia membalas kematian adiknya dengan mengejar dan menerkam pemburu, yang memburu dihutan...


Hikmah cerita pak Marmudz jadilah seorang guru yang tidak hanya pintar namun cerdas...
sukalah kita mendengarkan nasihat orang tua...